Pengertian Aktivitas Belajar

Posted by Pengertian Monday, May 16, 2011 0 komentar
Pengertian Aktivitas Belajar

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar.    Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar.  Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka  guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Sten (dalam Dimyati, 2006: 62) berpendapat bahwa guru harus berperan dalam mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa, artinya mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada.

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.  Thomas M. Risk (dalam Rohani, 2004: 6) mengemukakan tentang belajar mengajar sebagai berikut: mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar.  Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya.  Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa:  “Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik”.  Senada dengan hal diatas, Gie (1985: 6) mengatakan bahwa:

”Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan-nya selama proses pembelajaran.  Aktivitas  belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang meng-akibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau ke- mahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan”.

Sedangkan John (dalam Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah.  Dan Hamalik (2001: 171) mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.  Hal ini sesuai dengan pendapat Rousseau (dalam Sardirman, 1994: 96) yang memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidi-kan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknisis.  Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi.

Dilain pihak, Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.  Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.  Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran.  Ia  mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan se-bagainya.  Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan sebagainya.  Se-lanjutnya Hamalik (2001: 175) mengatakan penggunaan aktivitas besar nilai-nya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pem-belajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampu-an sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.


Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif berbuat.  Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas.  Tanpa aktivitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik.  Seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (1994: 93) bahwa: ”pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan.  Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.  Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi  belajar mengajar”.  Asas  aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode mengajar di dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas.   Penggunaannya dilak-sanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan dengan orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaku- kan siswa selama proses pembelajaran.  Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahu-annya sendiri tentang konsep-konsep matematika dengan bantuan guru.  Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran ber-langsung dibatasi pada ruang lingkup.

0 komentar:

Post a Comment